Simbah Kyai Pahing adalah salah satu ulama / waliyullah merupakan seorang penyebar agama Islam pertama (kurang lebih tahun 1786 M) di daerah Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung dan sekitarnya. Beliau memiliki nama asli Abdul Kholiq atau Raden Mas Wiryo Kusumo adalah keturunan ulama yakni Panembahan Bodo atau Raden Trenggono (tetapi bukan Sultan Trenggono), dan ibunya Nyai Brintik, putri Sunan Kalijaga.

Simbah Kyai Paing berdakwah agama Islam di tengah masyarakat yang sebagian besar menganut agama Hindu-Budha dan animisme dan dinamisme. Simbah Kyai Pahing beserta orangtuanya menjadi pemrakarsa berdirinya Masjid Jami' Menggoro dan menjadi pusat dakwah dan kegiatan Islam pada masanya. Bangunan masjid tersebut masih berdiri kokoh hingga kini. Bahkan sisa-sisa bangunan candi Hindu berupa arca Nandi dan batu-batu candi kini diletakkan di bawah dua pohon tanjung di halaman masjid Menggoro.

Selain peninggalan berupa fisik tersebut, Simbah Kyai Pahing juga mewariskan peninggalan tradisi Mujahadah Rutinan Malam Jumat Pahing yang dilaksanakan selama 35 hari sekali atau selapan pisan. Pada awalnya acara tersebut dilaksanakan hanya berupa majelis mujahadah dan dzikir, tetapi seiring berkembangnya waktu semakin besar dan berkembang menjadi Pasar Malam yang terkenal dengan istilah Pasar Jemuah Paing. Selain kegiatan mujahadah yang dilaksanakan di Masjid Jami dan Makam Simbah Kyai Paing, terdapat aktivitas perekenomian dimana banyak pedagang dan pengunjung dari berbagai daerah yang datang dan  meramaikan kegiatan tersebut. 

Makam Simbah Kyai Pahing saat ini menjadi salah satu tujuan wisata religi di daerah Kabupaten Temanggung. Banyak berbagai pengunjung dari berbagai daerah untuk berizarah baik di hari biasa maupun saat Malam Jumat Pahing.